Art Deco

Art Deco

Nama Art Deco berawal dari pameran yang berjudul Paris exposition des Art Decoratifs et industries (Eksposisi Internasional untuk Seni Industri dan Dekoratif Modern)  pada tahun 1925 di Perancis, yang menampilkan seni dan perkembangan bisnis Perancis.

Art Deco bukan sebuah gerakan, melainkan hanya berupa suatu  kecenderungan atau gaya dalam desain, yang mengantisipasi perkembangan teknologi dan produk industri. Pada masa tersebut, kehebatan mesin transportasi seperti pesawat terbang dan kapal laut menjadi inspirasi dan pendukung berkembangnya gaya ini melalui clean lines, streamline dan symmetry.

Selain aliran kubisme dan fauvisme, Art Deco juga dipengaruhi oleh gaya Mesir dan Indian Aztec, Amerika Selatan;  atau  dalam pengertian tertentu diartikan sebagai gabungan dari berbagai gaya dan gerakan awal abad ke 20, yaitu Konstruksionisme, Kubisme, Modernisme, Bauhaus, Art Nouveau, dan Futurisme. Selain itu gaya ini juga menyerap gaya pendesain modernisme awal seperti Josef Hoffmann, Frank Lloyd Wright, Adolf Loos. Ornamen-ornamen dekoratif yang muncul bersama gaya ini  banyak memanfaatkan unsur-unsur garis hias, yang mengesankan gerak dan kecepatan.

Tema populer lain dalam Art Deco adalah bentuk-bentuk yang bercirikan trapezoid, zigzag, geometri, dan bentuk puzzle, yang banyak terlihat pada karya mula-mula. Sejalan dengan pengaruh-pengaruh ini, Art Deco dikarakterkan dengan penggunaan bahan-bahan seperti aluminum, stainless steel, lacquer , inlaid wood, kulit hiu (shagreen), dan kulit zebra. Penggunaan berani dari bentuk bertingkat, sapuan kurva (unlike the sinuous, natural curves of the Art Nouveau), pola-pola chevron, dan motif pancaran matahari juga merupakan tipikal dari Art Deco.

Art Deco, yang merupakan gaya popular di tahun 1920 an sampai 1930 ini kebanyakan digunakan untuk desain bangunan, perabotan, perhiasan dan desain interior. Meski muncul di tengah-tengah jaman modernisasi, Art Deco tetap berbeda dengan gaya modernisme. Jika modernisme menggunakan pendekatan Less is more dan form follow function, Art Deco tampil dengan memanfaatkan ornament hias dan gaya hiasnya. Selain itu, Art Deco banyak menggunakan gradasi warna yang halus dan warna-warna yang mengesankan efek kilauan atau lengkungan logam; bahan-bahan sederhana yang sering digunakankanpun menampilkan kesan mewah, sekalipun Art Deco tidak selalu berhubungan dengan kemewahan.

Gaya Art Deco menyebar di berbagai Negara Eropa dengan Perancis sebagai pusatnya. Asimilasi antara gaya Art Deco Perancis yang romantis dengan gaya Art Deco Jerman telah menghasilkan gaya Art Deco khas Swiss. Di negara-negara seperti Italia, Inggris dan Amerika gaya Art Deco juga digemari. Di Amerika gaya Art Deco dipengaruhi oleh ornamen-ornamen Indian-Amerika Utara ataupun Indian Aztec. Di New York yang dianggap sebagai ibukota Art Deco Amerika terdapat gedung Chrysler yang bercirikan Art Deco.

Di bidang desain grafis, AM Cassandre dan Jean Carlu merupakan tokoh Art Deco kenamaan, khususnya di Perancis.

Contoh karya Art Deco antara lain terlihat pada karya-karya di bawah ini :

180px-chrysler_building-_top.jpgart_deco_lady_silver_250.jpgdecodaisies2.jpgmr-art-deco-2.jpg

KEPUSTAKAAN :

1.      Arief Adityawan S., Tinjauan Desain, Dari Revolusi Industri hingga Posmoderen, UPT Penerbitan Universitas Tarumanagara, 1999.

2.      Enkarta Ensiklopedia, 2005.

3.      www.wikipedia Indonesia.

Tinggalkan komentar